Pertumbuhan Penduduk Provinsi Aceh (2012-2016)
- Orang yang tinggal di wilayah tersebut
- Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut
Dengan kata lain, orang yang mempunyai surat
resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih
tinggal didaerah lain. Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah
penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal.
Sensus Penduduk tahun 2000 menyatakan bahwa
jumlah penduduk perkotaan
Indonesia telah mencapai 85 juta jiwa, dengan kenaikan sebesar
4,40 persen per tahun selama kurun 1990-2000. Jumlah itu kira-kira hampir 42 persen dari total jumlah
penduduk. Pada tahun 2005 jumlah
penduduk Indonesia telah melebihi 100 juta jiwa, dan kini hampir setengah jumlah penduduk
Indonesia tinggal di wilayah
perkotaan.
Hal ini tentu saja berdampak luas pada upaya
perencanaan dan pengelolaan pembangunan wilayah perkotaan. Meningkatnya proporsi
penduduk yang tinggal di perkotaan dapat berarti bahwa penduduk
berbondong-bondong pindah dariperdesaan ke perkotaan, atau dengan kata lain
penduduk melakukan urbanisasi.
Salah satu wilayah yang mengalami kenaikan
jumlah penduduk adalah Provinsi Aceh, provinsi yang dikenal dengan aturan
islam nya tersebut ternyata juga mengalami kenaikan jumlah penduduk, berikut
adalah data penduduk tahun 2012-2016 yang saya berhasil ambil dari website Badan Pusat Statistik.
Tabel data jumlah penduduk provinsi Aceh diambil dari bps.go.id |
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa dari tahun ke tahun, Provinsi Aceh selalu mengalami kenaikan jumlah penduduk, berkisar diantara 1-5%, saya mencoba menyocokan data diatas dengan peningkatan jumlah penduduk miskin.
Dari data diatas, dapat saya simpulkan bahwa :
Tabel data jumlah penduduk miskin provinsi Aceh diambil dari bps.go.id |
Dari
tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa angka kemiskinan mengalami naik dan
turun, namun tidak secara signifikan.
"Pertumbuhan penduduk tidak selamanya mempengaruhi angka kemiskinan, banyak faktor lain yang menyebabkan naiknya jumlah rakyat miskin, misalnya adalah Inflasi, Pembangunan infrastruktur yang macet, sampai Subsidi yang salah target."
Comments
Post a Comment